Cara Anjing menyatakan kejujuran kebohongan dan simpati

Di sebuah taman, seekor anjing jenis terrier berwarna cokelat sedang mendekati seekor anjing labrador. Si terrier menggelung cakar depannya, dan mengangkat bokongnya. Si labrador pun menggonggong dengan bersemangat,dengan cepat kedua anjing pun berguling dan saling berputar dengan menggosokkan telinga, saling berkejaran, dan menggoyangkan ekor dengan akrab.

Saat kedua anjing kembali bertemu, ritual tersebut akan terulang kembali. Melihat kedua ekor anjing itu bermain, mungkin Anda akan berpikir gerakan mereka sangat acak. Namun selama penelitian puluhan tahun, para ilmuwan mendapati bahwa di balik permainan anjing tersembunyi suatu bahasa, yang menyatakan kejujuran, kebohongan, bahkan simpati, yang mirip dengan kriteria perilaku manusia.

Anjing terrier yang melakukan pose seperti yoga disebut "play bow" (bungkukan bermain), yang dalam bahasa bermain merupakan salah satu kosa kata yang paling sering digunakan, isyarat ini melambangkan ajakan, keterbukaan, peringatan, dan meminta maaf.

Pada umumnya anjing melakukan sikap ini sebagai ajakan untuk bermain, sebelum menggigit anjing juga akan menundukkan kepalanya dan membungkuk. Hal itu berarti: "Aku akan menggigitmu, tapi ini hanya candaan," atau setelah suatu pertarungan sengit anjing juga akan melakukannya, yang artinya: "Maaf, aku telah menjatuhkanmu, tapi aku tidak bermaksud demikian.

Semua perilaku tersebut menyatakan bahwa anjing memiliki kriteria perilaku, dan kini seorang ilmuwan perilaku kognitif mulai memecahkannya. Dosen Marc Bekoff dari University of Colorado di Boulder telah mengajar selama 32 tahun. Pada awal 1970 ia mulai meneliti perilaku binatang, dengan menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk merekam perilaku anjing di lingkungan pemeliharaan, serigala, dan juga coyote (anjing hutan). Lalu mengamati rekamannya dengan seksama untuk meneliti gigitan, lolongan, dan jilatan hewan-hewan tersebut. Rekaman berdurasi 20 menit bisa digunakan hingga seminggu oleh Marc untuk melakukan analisanya.

Mengamati Permainan AnjingMenurut surat kabar Washington Post, lewat penelitian gerakan ini, Bekoff mengamati bagaimana binatang menjaga hubungan sosialnya dengan akrab, seperti membantu temannya merapikan bulu. Akan tetapi yang paling menarik perhatian Bekoff adalah hewan yang sedang bermain. Serigala akan saling berkejaran, berlarian, melompat, dan berguling-guling untuk bersenang-senang.

"Permainan adalah suatu bentuk output dari kemampuan fisik, dan mungkin bisa sangat berbahaya. Mungkin akan terjadi bahu yang terkilir atau patah kaki, sehingga mungkin akan memperbesar peluang bagi mereka untuk menjadi mangsa. Lalu mengapa mereka tetap melakukannya? Pasti karena hal itu menyenangkan," katan Bekoff.

Bekoff tidak hanya tertarik pada perilaku hewan, ia juga tertarik pada perasaan hewan, terutama pemikiran yang ada di dalam benak sejumlah hewan.

Penelitian terhadap Anjing Kerap DiremehkanSaat Bekoff tertarik pada anjing, kalangan ilmu pengetahuan sejak dulu telah beranggapan bahwa anjing tidak layak untuk diteliti, dan berpandangan bahwa anjing tidak lagi hidup di tengah lingkungan yang alami. Otak anjing telah merosot, dan hewan yang layak untuk diteliti hanyalah hewan liar. Akan tetapi saat Bekoff mulai memutar rekaman video anjing yang sedang bermain dengan super-lambat, ia mulai menyadari bahwa pemikiran di dalam benak anjing jauh melampaui pemahaman yang diketahui oleh ilmu pengetahuan, seperti gerakan ritual "play bow" tersebut.

Hal yang lebih penting lagi adalah, ia mendapati di tengah permainan mereka, anjing dapat "bertukar peran" atau "mengalah". Saat anjing besar bermain dengan anjing kecil, anjing yang besar akan berbaring, dan membiarkan si anjing kecil lebih banyak melompat di atas tubuhnya.

Bekoff juga menemukan banyak perilaku seketika, seperti sorotan mata berputar, atau lirikan yang berarti, "Kau terlalu kasar," kibasan ekor tertentu menandakan: "Aku bersedia kau dekati." Di tengah permainan, jika seekor anjing menunggangi teman bermainnya, itu menandakan ajakan bermain bersama pada anjing lain di dekat mereka. Sinyal seperti ini sangat penting di dalam permainan, jika tidak ada gerakan ini, perkelahian akan dengan cepat berubah menjadi kebrutalan.

Di lingkungan alam liar, coyote akan menyingkirkan anggota yang tidak taat pada aturan main. Demikian juga dengan anjing. Jika 3 ekor anjing bermain bersama, dan salah satunya menggigit terlalu keras, maka kedua anjing lainnya akan mengucilkannya, dan berhenti bermain dengannya. Anjing harus bisa merasakan serangkaian perasaan, senang, marah, bersalah, iri hati, mereka juga harus bisa menyadari perasaan seperti itu pada teman mainnya, membedakan antara kesengajaan dengan ketidaksengajaan, serta kebohongan dan kejujuran. Belum lama ini, ilmuwan lain juga telah melakukan penelitian yang membuktikan bahwa anjing memang memiliki kemampuan tersebut.

Para ilmuwan mendapati, sebagai contoh, saat anjing yang telah terlatih bersalaman dengan pemiliknya, jika anjing di sampingnya justru mendapat pujian sementara dirinya tidak, maka anjing itu pun akan berhenti bersalaman. Menurut ilmuwan, itu adalah tanda bahwa si anjing merasakan adanya perlakuan yang tidak adil.