Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa anjing lebih suka mendekati orang yang menangis daripada orang yang bersenandung atau bicara.

Hasil studi peneliti University of London yang dipublikasikan akhir Mei dalam jurnal Animal Cognition tersebut menunjukkan kemungkinan anjing bisa memahami kesedihan manusia meski belum ada bukti jelas apakah itu merupakan bentuk empati.

Para peneliti yang merekrut 18 anjing piaraan serta pemilik mereka untuk mengecek apakah anjing merespon tangisan dengan perilaku berempati melihat 15 anjing mendekati pemilik atau orang asing yang menangis.

Dari 15 anjing yang mendekati pemilik atau orang asing yang menangis, 13 diantaranya mendekati dengan bahasa tubuh yang menunjukkan kepatuhan seperti meletakkan ekor, dan menundukkan kepala.

Peneliti dan psikolog Deborah Custance dalam sebuah pernyataan yang dikutip Livescience.com menyatakan, fakta bahwa anjing membedakan tangisan dan senandung mengindikasikan respon mereka terhadap orang yang menangis tidak murni didorong oleh rasa ingin tahu.

"Tapi bahwa orang yang menangis membawa emosi yang punya arti lebih bagi anjing dan memicu respon yang lebih besar dibandingkan orang yang senandung dan bicara," katanya.

"Anjing mendekati siapapun yang menangis, tak peduli identitas mereka. Ini menunjukkan anjing merespon emosi orang, bukan melakukannya untuk mendapat kenyamanan sendiri," kata kolega Custance, Jennifer Mayer.

Sejak sekitar 15.000 tahun lalu manusia sudah menjinakkan anjing dan banyak pemilik anjing punya cerita tentang bagaimana binatang piaraan mereka memberikan kenyamanan pada saat-saat sulit.  Hasil studi juga menunjukkan bahwa anjing mampu berkomunikasi dengan manusia.

Tapi ilmuwan belum bisa menemukan bukti meyakinkan bahwa anjing merasakan empati atau benar-benar bisa memahami kesedihan manusia. (*)

www.antaranews.com